Merupakan langkah awal pengembangan bentuk suatu sediaan dari suatu bahan obat secara rasional dengan memanfaatkan data-data fisikokimia, fisikomekanik dan biofarmakokinetik dari obat sendiri maupun kombinasinya dengan bahan pembantu, data-data ini dapat digunakan untuk mendisain suatu sediaan yang stabil, manjur, ketersediaan hayati terpenuhi, tidak toksik dan dapat diproduksi secara masal.
Tahap awal yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan informasi tentang sifat fisikokimia dan fisiko mekanik obat yang akan diproduksi meliputi :
A.Struktur kimia untuk
Menentukan metoda analisis yang tepat baik obat sendirim aupun hasil urainya di dalam sediaan farmasi (TLC, HPLC, UV Spekrskopi). Memodifikasi obat yang sudah ada atau biosintesa atau semisintesa tujuaan : mengurangi toksisitas, efek samping, memperbesar kelarutan, untuk memperbaiki efek dan absorsi rasa, perubahan ini dapat dilakukan dengan membentuk senyawa komplek, senyawa garamnya, memasukkan gugus tertentu dsb.
Prednison (dosis 5 mg) dengan subsitusi gugus methyl dan F, akan mempertinggi kelarutan dalaam lemak dan aktivitasnya menjadi Dexamethason (dosis 0,75 mg)
Biosintesa penisilin derivate, menjadi penisilin tahan asam Phenethicillin kalium. Penisillin tahan enzyme penisllinase Methisillin Na, Oxacillin, Dicloxacillin Hetacillin (prodrug ampicillin) merupakan hasil kondensasi Ampicillin dan acetone, dalam saluran cerna akan terhidrolisis menjadi Ampicillin yag aktif. Larutan hetacilli lebih stabil dari pada Ampicillin Asam salisilat, digunakan sebagai obat luar (keratolitik) dengan memasukkan gugus asetat --> Asetosal (obat dalam)
B.Kelarutan
Intrinsic solubility (Co) dan dissociation constant (pKa) adalah data yang perlu diketahui menyangkut ketersediaan hayati dari obat.
Senyawa obat 75% bersifat basa lemah, 20% asam lemah dan 5% non-ionik yang sukar larut dalam air, didalam lambung yang asam, akan terurai dalam bentuk ion dan tidak dapat diabsorbsi. Kelarutan merupakan parameter yang penting dalam biofarmasi, karena itu penentuan kelarutan sangat penting ditentukan pada berbagai pH( 1-8 ) dari segmen saluran cerna tempat terjadinya absorbsi obat. Jika kelarutan dipertimbangkan terlalu rendah atau kecil, usaha untuk mengubah dapat dilakukan dengan :
a. produk (obat) kelarutannya rendah, pilih bentuk garamnya.
Luminal ---> Na Luminal
Obat dengan kelarutan yang jelek (>1 mg/ml = 1%) dalam medium asam mungkin menunjukkan ketersediaan biologis yang jelek (laju penentu) dan tidak menentu, tergantung pada proses absorbsi dan disolusinya.
Kelarutan yang kurang baik dalam air, mungkin saja hal yang diinginkan untuk efek perlambatan absorbsi setelah pemberian dosis awal pada sediaan lepas diperlambat.
b.Efek ion sejenis (common ion efek), lambung mengandung ion Cl akan terjadi peningkatan ion Cl yang tinggi,kebanyakan obat dalam bentuk garam HCl, akan terjadi pengaruh ion sejenis dan akan mengurangi kelarutan obat, untuk menghindari hal ini :
- pilih obat dalam bentuk garam lain selain HCl.
- obat sifat polimorfisa pilih bentuk metastabil
- solubilisasi
- mepercepat kelarutan obat pilih dispersi padat
- Kompleksasi ( Vit B.2 + xanthim)
c Esterifikasi dapat memperkecil kelarutan dan mencegah terurainya obat dalam suasana asam lambung, perlu dibuat bentuk “pro drug”, dimana pada pH yang lebih besar bentuk ester akan larut dan diserap dalam bentuk molekul seperti Erytromisin base dengan asam lemak stearat, sucsinat atau estolat ---> Erytromisin estolat.
Menghambat atau memperpanjang kerja beberapa obat seperti esterifikasi hormon steroid, seperti dinatriun fosfat dari prednisolon.
d. Menutupi rasa yang tidak enak seperti klorampenikol base dirobah dalam bentuk ester palmitat yang tidak berasa pahit. Di usus halus bentuk ester ini akan dihidrolisa menjadi bentuk base kembali, bentul ester palmitat lebih cepat dihidrolisa dibandingkan bentuk esrter stearat.
e Perubahan sifat fisik zat aktif
Obat dapat berbentuk kristal atau amorf (polimorfisa) Bentuk amorf /metastabil adalah bentuk tak beraturan. cendrung berubah ke bentuk stabil/kristal) Kristal bentuk stabil memiliki ukuran kisi tiga dimensi yang teratur dan berulang, dimaana energi pembentukan kisi lebih tinggi dari bentuk tak teratur (amorf), akibatnya kelarutan lebih rendah dari bentuk amorf Didalam sediaan mengalami proses penghalusan, proses ini dapat merobah tata susunan kristalnya (kisi patah) menjadi bentuk amorf. Kedua bentuk ini mempunai sifat fisiknya berbeda terutama kelarutan karena energi yang diperlukan untuk membentuk kisi lebih besar dari bentuk amorf. Pengaruh bentuk terlihat pada Novobiosin amorf, kelarutannya 10 x lebih besar dari bentuk kristal.
Novobiosin dalam larutan suspensi digumakan bentuk amorf, secara perlahan akan berubah ke bentuk kristal membentuk endapan (caking), untuk mengatasi permasalahan ini digunakan Novobiosin bentuk senyawa garamnya Na Novobiosin amorf dan bersama dengan penggunaan senyawa pembentuk makro molekul seperti metil selulosa, polivinil pirolidon atau Na alginat. Kloramphenikol palmitat bentuk amorf yang kelarutannya terbaik.
Polimorfisa ialah keadaan dimana suatu zat padat dapat berubah menjadi bermacam bentuk, perubahan ini dapat tejadi oleh karena perubahan tekanaan (kompresi), suhu, pelarut, pengadukan, pendinginaan. Perubahan sifat kimia –fisik polimorfisa dapat terlihat pada perbedaan diagam sinar X, imfra merah, titik lebur dan kelarutan.
Adanya bentuk polimorf merupakan problema dalaam formulasi dan fabrikasi karena perubahan ini berakibat kerusakan atau tidak efektifnya sediaan
Untuk keadaan tertentu campuran bentuk kristal dan amorf memang dikehendaki untuk terjadinya kerja depot (obat dengan lepas lambat) seperti Insulin USP, terdiri dari 70% bentuk kristak dan 30% bentuk amorf Zink-insulin.
f Bentuk senyawa solvat dan hidrat
Pada proses kristalisasi, molekul pelarut baik air atau pelarut organik lain dapat terikat erat dengan senyawa obat (adisi antara obat dan pelarut).
Bentuk anhydrat kelarutannya lebih besar dari bentuk hydrat (pelarutnya air). Ampicillin an-hydrat terabsorbsi lebih baik dari bentuk hidrat, Fluorocortison asetat mempunyai kelarutan lebih baik dai non solvate. Bentuk hydrat berpengaruh pada stabilitas.
g. Eutektik atau larutan padat,
Eutektik merupakan campuran padat berasal dari 2 senyawa yang umumnya mempunyai titik lebur lebih rendah dari masing komponen, merupakan suatu senyawa yang sukar larut dengn senyawa yang lain mudah larut dan tidak saling melarutkan (dispersi padat), didapatkan dengan cara kristalisasi lelehan atau pelarutan dalam pelarut organic, campuran diaduk sampai dingin/memadat dan selanjutnya diserbuk. Senyawa obat dispersi padat terdapat dalam ukuran molekul. Lautan padat merupakan campuran padatan yang terdiri dari suatu matrik padat yang sangat larut dalam air terdiri dari kristal zat aktif yang sukar larut dan pembawa yang mudah larut (pelarut)
Bahan matrik yang biasa digunakan manitol, urea untuk (khlorampenikol,sulfathiasol),asam suksinat (griseofulfin), PVP (griseofulfin, reserpin), As askorbat(sulfathisol), poli okso etilen glycol (Griseofulfin)
Kelarutan dalam berbagai pelarut, menetapkan pelarut yang digunakan pada proses granulasi untuk mencegah migrasi obat.
h. pKa proses pelarutan (bentuk molekul) pada berbagai pH untuk mengetahui apakah terjadi peruraian (bentuk ion) pada suasana asam, untuk mentukan apakah perlu prodrug, menentukan segmen absorbsi terbaik apakah pada suasana asam atau netral dan menentukan perlu tidaknya tablet disalut
Koefisien partisi, untuk menghasilkan respon farmakologi, sustu molekul obat harus melewati memban biologis yang terdiri dari protein dan lemak yang berfungsi sebagai penghalang lipofilik.
Koef partisi minyak/air merupakan ratio pendistribusian obat ke dalam pelarut sistim dua fase, yaitu pelarut organic (lipofilik) dan air (hidropilik)
(kons obat dalam oktanol)
P = --------------------------------
(kons obat dalam air)
i.Density ( app, true dan tap) menentukan kompresibilitas calon bahan obat untuk menetukan/ memilih bahan pembantu yang tepat untuk memperbaiki kekurangan bahan (obat).
j Ukuran partikel, bagi obat yang kecepatan melarutanya (kecepatan disolusi) merupakan factor yang menentukan untuk cepat diserap, maka usaha pengecilan partikel (reduksi) akan memperbaiki absorbsi. Reduksi ukuran partikel akan berarti bila obat sukar larut < 0,3%, sedang untuk obat yang mudah larut tidak berpengaruh Pengaruh ukuran partikel pada absorbsi terbukti antara lain pada Griseovulfin dengan ukuran mikronisasi jumlah obat terabsorsi 2 kali lebih besar dari griseovulvin yang non mikronisasi, demikian juga dengan Khloramphenikol ester, Tolbutamid Pengecilan partikel bukan merupakan jawaban untuk setiap obat dalam menyelesaikan kecepatan melaut, karena untuk obat-obat tertentu yang tidak larut cara ini justru menyebabkan terjadi aggregasi atau agglomerasi.
Pada pengecilan partikel, kelarutan (solubility) tidak berubah tetapi kecepatan melarut (dissolution rate) yang ditingkatkan.
k Higrofisitas, apakah juga mengandung air kristal (hidrat), solvate ini bertujuan untuk menentukan prosesing dan kondisi penyimpanan Titik leleh (kemurnian), bau, rasa dan warna.
l Disolusi secara in vitro terhadap zat murni, untuk mengetahui kecepatan pelarutannya, pengaruh formulasi/ eksipien, perlu tidaknya surfaktan (memperkecil sudut kontak) dan pengaruh teknologi prosesing. Biofarmakokinetik menyangkut ADME, nasib obat dalam tubuh, khasiat, dosis, efek samping, toksisitas dllnya.
- Obat tidak larut dalam saluran cerna, akan memberikan efek local seperti sediaan antacida, adsorben/norit.
- Obat terlarut dalam saluran cerna diabsorbsi, masuk sirkulasi darah memberikan efek sistemik.
Disain formula untuk kedua jenis bahan diatas berbeda: Untuk efek local , kerja obat sangat dipengaruhi fenomena permukaan dan merupakan titik kritis/yang menentukan suatu sediaan yang dibuat. Bagaimana obat dapat terdispersi dalam bentuk halus dengan luas permukaan yang besar. Pengaruh formulasi, cara granulasi, sifat permukaan material pada tablet, kemampuan regenerasi dari material di dalam saluran cerna dengan sifat permukaan yang optimal merupakan titik kritis untuk tablet yang mengandung obat yang bekerja local.
Obat yang terlarut, disain formula haruslah bagaimana sediaan/tablet cepat hancur dan terlarutnya obat, apakah dilambung atau pada pH netral duodenum, tergantung tempat absorbsinya bagian atas atau bawah usus.
Bentuk sediaan yang dirancang haruslah mengoptimalkan ketersediaan hayati, meminimalkan toksisitas, efek samping dan memperbaiki stabilitas.
C. FARMAKOLOGI
Keberhasilan disain sediaan per-oral haruslah mengetahui ADME obat, umumnya obat yang terlarut dalam cairan pencernaan, menyebrang mucosa/membran dinding pencernaan (koeffisien partisi) masuk ke dalam sistin mesenteric darah, melewati hati masuk ke dalam sirkulasi jantung, dan sampai ke target/side of action
Obat dapat dimetabolisme/terurai oleh cairan cerna, enzym yang terdapat dalam dinding usus atau hati, obat mengalami lintas pertama, sehingga tidak sempurna ketersediaan hayatinya (perlu dosis besar) atau hasil metabolisme merupakan bentuk aktif farmakologinya (pro drug = phenasetin metabolitnya parasetamol) phenasetin lebih toksik.
Permasalahan : Obat dapat mengiritasi lambung/mukosa atau terurai oleh asam lambung.
Pemecahan masalah :
Buat tablet salut/lepas tunda, pada pH yang sesuai, penyalut terlarut dan obat dibebaskan.
Obat mengalami in-aktivasi/dimetabolisme di hati, maka dibuat tablet sublingual atau bucal`(tablet oral, dikemut dibawal lidah/diselip antara gusi dengan pipi), dimana absorbsinya terjadi di mukosa mulut (pH = 6,4), efek cepat tidak melewati hati. Sediaan dirancang terlarut dalam waktu 15 – 30 menit dan formula tidak mengandung bahan yang dapat mengiritasi mucosa rongga mulut untuk mencegah pengeluarkan air ludah lebih banyak.
Bila obat terlarut dalam suasana asam/terurai, absorbsinya terbaik di pH netral/usus, perlu dicari alternatif bentuk lain/dimodifikasi menjadi bentuk yang sukar larut/pro drug seperti Erytromisin base dapat terurai di lambung, dimodifikasi (esterifikasi) dalam bentuk ester, dalam sediaan digunakan bentuk ester stearat, succinat atau estolat, dalam lambung stabil. bat sebelum masuk ke dalam pembuluh darah akan menyebrang dinding saluran cerna (lapisan lemak) secara transpor pasif. Kelarutan obat dalam lemak (perlarut organic/oktanol) dapat merupakan laju penentu dari absorbsi obat.
SISTEMATIKA DISAIN SEDIAAN TABLET :
Penetapan bagian optimal pelepsan/absorbsi obat di saluran cerna berdasarkan :
1. Tempat absorbsi terbaik (optimal), berdasarkan pka, lingkungan saluran cerna/pH dimana obat paling stabil/tidak terurai, koefisien partisi (kelarutan dalam lemak)
2. Menentukan metoda fabrikasi, cara yang paling efisien (waktu, peralatan) dapat memberikan ketersediaan hayati paling maksimal dan validasi terpenuhi.
3. Pemilihan bahan pembantu haruslah kompatibel, bahan pengisi haruslah memiliki kompresibilitas yang baik, bahan pengikat harus memiliki daya kohesi pada pengompakan masa cetak.
4. Menyiapkan tiga macam formula untuk dievaluasi in-vitro, tergantung pada skala percobaan misal untuk skala laboratorium cukup jumlah tablet 10 – 20 tablet.
Dosis obat, ukuran dan bentuk/jenis tablet, bobot tablet (obat dan eksipien di cetak lansung dengan kempa hidrolik menjadi disk, dan evaluasi,kemungkinan bagaimana metoda pembuatan tablet, menetapkan
bahan-bahan pembantu pengisi, penghancur dllnya.
5. Lakukan uji in-vitro, baik sifat fisik maupun kimia dan lakukan validasi
6 Lakukan uji in-vivo, baik terhadap hewan percobaan maupun relawan
7. Lakukan perbaikan stabilitas, ketersediaan hayati validasi dan lengkapi data-data klinik pada skala menengah dan skala produksi batch /penuh
BAHAN YANG TERDAPAT PADA TABLET
Tablet dibuat dengan mengempa/kompresi kristal halus, serbuk yang dapat mengalir bebas atau granul di dalam tabung pipih atau sirkuler(dies) diantara 2 stempel (punch bawah/statis dan punch atas yang bergerak).
Kebanyakan serbuk tidak dapat mengalir secara teratur dari “hopper”(wadah granul) ke dalam dies (ruang cetak), tanpa perlakuan khusus, akan dihasilkan tablet dengan bobot yang bervariasi. Untuk mengatasi hal ini serbuk tsb harus diubah menjadi granul sehinga dapat secara teratur mengalir masuk ke dalam dies. Proses pembuatan granul/ granulasi merupakam salah tahap yang terpenting pada perakitan tablet, untuk ini perlu dirancang suatu formula, disamping bahan obat juga mengandung sejumlah bahan pembantu yang mempunyai fungsi khusus sehingga akan dihasilkan tablet yang memenuhi persyaratan, stabil, aman, manjur, mempunyai identitas dan ketersedian hayati.
KOMPOSISI UMUM DARI FORMULA TABLET.
Bahan berkhasiat/obat
Bahan pengisi
Bahan penghancur dalam
Bahan pengikat/perekat.
Bahan pembasah jika perlu)
Bahan penyerap/adsorben (jika perlu)
Bahan penghancur luar
Bahan pelincir
Korigensia (jika perlu).
Bahan-bahan pembantu ini jenis dan jumlahnya per tablet dipilih sesuai dengan sifat bahan obat.
BAHAN BERKHASIAT/OBAT.
Pada umumnya sebahagian besar obat dapat diproses menjadi tablet, baik bahan tsb berbentuk serbuk(halus, kasar, kristal ,volumenius), cairan (encer tingtur dan kental (ekstrak)
Secara garis besar formula tablet yang digunakan untuk oral/ per-oral terdiri dari bahan :
A, Bekerja local, obat sukar larut (antasida, adsorben), kerjanya sangat ditentukan oleh fenomena sifat permukaan, oleh sebab itu dalam menyusun formula, tablet yang dirancang harus dapat pecah dan terdispersi dengan cepat menjadi partikel halus dengan luas permukaan yang besar menutupi mukosa permukaan lambung.
B.Bekerja secara sistemik, obat harus dapat terlarut (bentuk molekul), sesuai dengan pH bagian saluran cerna tempat terjadinya penyerapan. Tablet yang dirancang harus memperperhatikan sifat obat (stabilitas, iritasi lambung).
C Data lain yang diperlukan dalam penyusunan formula adalah : ukuran partikel,density, titik leleh, stabilitas terhadap lembab dan panas, sifat alir, kompresibilitas, sifat polimorfisa dan lainnya. Data ini sangat membantu dalam penyusunan formula dan menentukan proses pembuatan/ perakitan yang paling efisien untuk menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
D Kelarutan pada berbagai pH (2 – 8) , koef partisi lintas
pertama metabolisme dapat menentukan jenis/bentuk
tablet.
BAHAN PENGISI
Tablet mengandung bahan obat berkisar antara 0,05 sampai 70 % dari bobot total tablet, atau dari dosis beberapa microgram sampai gram, hal ini memerlukan beberapa bahan-bahan pembantu maupun proses perakitan yang tepat untuk mendapatkan tablet yang memenuhi persyaratan.
Tablet yang mengandung bahan obat dalam jumlah kecil (microgram), disamping prosesing, membutuhkan bahan pembantu yang menjamin homogenitas/dispersi bahan obat dan kwalitas tablet ditentukan oleh bahan pembantu. Untuk tablet dengan dosis bahan obat besar membutuhkan bahan pembantu dalam jumlah sedikit dan sifat tablet ditentukan oleh sifat dari bahan obat.
Bahan pengisi harus dapat memperbaiki kekurangan/ kelemahan sifat bahan obat. disamping memperbaiki daya kompresi dari bahan obat juga berfungsi untuk mendapatkan bobot tablet yang ideal. Bahan pembantu yang sering digunakan adalah derivat karbohidrat dan senyawa an organic.
Derivat Karbohidrat :
AMYLUM : merupakan 2 polysaccharida yaitu amylosa dan amylopektin, masing-masing polysaccharida terdiri dari 27% polimer linier dan 73% polimer bercabang dan monomernya adalah glucose .
Amylum mirip selulosa, kecuali struktur konfigurasi stereokimianya dan sambungan unit glukosa. Kedua komponen berasosiasi intermolekul dalam suatu kristal laktis, sehingga amylum tidak larut dalam air.
Sebagai pengisi didapatkannya saluran-saluran kapiler, menyebabkan struktur tablet lebih terbuka sehingga penetrasi cairan kedalam tubuh tablet lebih cepat. Daya kompresi dan sifat alirnya kurang baik dan sebagai bahan pengikat kekuatan daya ikatnya sedang.
Keunggulan Kelemahannya
Inert - mengandung lembab lebih dari 10%
berfungsi sebagai lubrikan - tablet yg dihasilkan kurang keras
aktifitas sebagai penghancur - mengabsorsi lembab sehingga pd penyimpanan tablet menjadi lembab
dapat mengadsorbsi minyak yang baik.
Penggunaan amylum lebih dari 30% dari bobot tablet, akan menyebabkan tablet rapuh
AMYLUM PRAGELATINASI:
Suspensi amylum dipanaskan sampai pada titik gelatinus (pemanasan dibawah kelembaban tinggi), hasilnya bentuk akhir terdiri dari butir-butir amylum yang membesar dan belum pecah yang membentuk aggregat. Amylum pragel memiliki sifat alir yang baik, daya kompresi yang tinggi disebabkan granul beraggregasi dapat mengalami deformasi plastis, dapat digunakan pada tablet cetak lansung sedangkan untuk granulasi basah amylum pragel dilarutkan dalam air dingin.
Amylum pragel untuk tablet cetak lansung :
Keunggulan Kelemahan
pengikat yang baik, - diperlukan tekanan yang besar untuk mendapatkan tablet yang cukup keras
sifat alir baik - daya ikat diperkecil oleh lubrikan, cenderung menjadi lemah
memiliki kemampuan bila digunakan Mg stearat gisi yang baik untuk glidan
dilution yang baik
struktur kimianya adalah disaccharida diperoleh dari susu,
4-O-beta-D-galactopyronosyl-D-glucopyronosa bila dihydrolisa akan dihasilkan D-glucosa dan D-galaktosa.
Laktosa secara luas digunakan sebagai bahan pengisi tablet, Karena mudah mengalami deformasi platis, mudah larut walaupun lambat, mudah digranulasi, merupakan bahan pengisi utama untuk tablet yang mengandung bahan obat yang kurang larut. Laktosa ada bentuk hydrat maupun anhydrat. Bentuk hydrat lebih banyak digunakan pada granulasi basah.
Berdasarkan pada ukuran partikel 60 – 80 mesh/kasar dan 80 – 100 mesh, ukuran partikel berpengaruh pada kecepatan pembebasan obat dari tablet.
Laktosa hydrat/ monohydrat dan bentuk kristal , sifat alir dan daya kompresinya kurang, sehingga tidak digunakan pada tablet cetak lansung, bentuk kristal sukar mengalami deformasi sehingga pada pengompakan akan patah-patah/britle akibatnya kekerasan tablet tidak tercapai jika digunakan pada tablet cetak lansung.
Laktosa hydrat
Digunakan pada granulasi basah, tidak digunakan untuk tablet cetak lansung karena sifat alirnya jelek.
Tablet yang dihasilkan keras dan cenderung bertambah pada penyimpanan
Waktu hancur tidak dipengaruhi oleh kekerasan tablet.
Larut, dalam formulasi membutuhkan suatu penghancur.
Pembebasan bahan obat tidak dipengaruhi oleh laktosa.
Tidak reaktif kecuali terjadi perubahan warna apabila dalam formula terdapat senyawa obat dengan gugus amin, material alkali/lubrikan alkali.
Mengandung 5% lembab, karena itu dapat sebagai penyebab ketidak stabilan obat
harga tidak mahal
Laktosa anhydrad
Sebagai bahan cetak lansung.
Tidak mempengaruhi pembebasan obat dari matrik.
Tidak memiliki sifat alir yang baik.
Tidak reaktif kecuali dengan senyawa amin dan alkali.
Laktosa spray drying
Sebagai bahan tablet cetak lansung, sifat alir baik.
Memerlukan daya kompresi yang besar untuk mendapatkan tablet yang keras
Daya kompresi dipengaruhi proses pengeringan, mengandung lembab kecil dari 3%.
Kemampuan dilution sangat tinggi
Pembebasan bahan obat dari matrik tidak dipengaruhi.
Memerlukan desintegrator,dan lubrikan yang tidak mempengaruhi ikatan
Perubahan warna dapat terjadi apabila terdapat senyawa amin. dan membentuk senyawa 5(hydroxy methyl)-2-furaldehyde
MIKROKRISTAL CELULOSA
Serbuk bewarna putih, tak berbaudan tak larut dalam air Dalam perdagangan /komersil lebih dikenal Avicel
Merupakan hasil hydrolisa dari pemurnian alpa cellulose tanpa merusak bagian kristalnya, karena itu mempunyai struktu yang sama dengan cellulose alam Avicel pH 101 berbentuk serbuk merupakan hasil pertama hydrolysis. dan Avicel pH 102 bentuk granul, yang sebahagian hasil hidrolisis, diagglomerasikan ukuran partikelnya menjadi lebih besar dan sifat alirnya lebih baik ,banyak digunakan untuk sediaan farmasi bentuk padat. Memiliki sifat pengikat, penghancur, pengisi dan sifat alir yang baik. Walaupun avicel dapat digunakan untuk semua metoda pembuatan tablet, ia sangat efektif digunakan untuk tablet cetak lansung. Dapat meningkatkan kekerasan dan friabilitas tablet. Kapilaritas dari avicel, dapat meningkatkan penetrasi cairan/air kedalam tablet, merusak ikatan kohesi antar partikel sehingga tablet cepat hancur. Peningkatan daya kompresi pada pencetakan tablet akan merusak struktur ruang intermolekul dan merusak sifat kapilaritas dan sehingga berpengaruh pada waktu hancur tablet. Kombinasinya dengan laktosa, amylum dan di calsium phosphat sering digunakan untuk mengontrol kecepatan pelarutan/pelepasan obat.
Daya dilution sangat baik, dapat digunakan untuk tablet yang mengandung bahan obat 50% dari bobot tablet. Karena harganya mahal sering dikombinasikan dengan eksipien lain.
Tablet dapat menjadi lunak karena avicel sensitive terhadap lembab.
STARCH -1500
Hasil modifikasi secara fisik dari amylum maydis/pati jagung, memiliki sifat alir yang baik dan dapat digunakan untuk tablet cetak lansung, berfungsi sebagai pengisi, pengikat kering dan penghancur. Jika digunakan untuk bahan obat yang voluminous (volume besar) dapat mempengaruhi sifat alirnya, untuk mengatasi hal ini perlu ditambah glidant. Bila dicetak tampa dikombinasikan dengan bahan lain, memiliki sifat lubrikan dan penghancur. Untuk tablet yang dibuat dengan cara granulasi basah, Starch 1500 dapat ditambahkan dalam keadaan kering, kemudian campuran ini dibasahi dengan air untuk penggranulannya. Kombinasi dengan bahan lain 5 – 10%, memerlukan bahan glidan, kombinasi dengan MgStearat besar dari 0,5% tablet menjadi lunak.
Sebagai penghancur sangat efektif untuk tablet yang mengandung bahan obat dan bahan pengisi yang tidak larut, Starch-1500 mengandung 10-% lembab.
MANITOL:
Merupakan isomer dari Sorbitol, berbentuk kristal putih, kelarutan 15 g dalam 100 ml air, kurang larut dalam alcohol, dan larut dalam alkali carbonat atau alkali hidroksida, rasa manis 40 – 50% dari sukrosa.
Di dalam mulut akan memberikan rasa dingin karena pelarutannya bersifat panas negatif, tidak bersifat kariogenik.
Tidak hygroskopis, dapat digunakan untuk bahan obat yang sensitive terhadap lembab, kandungan lembab kecil dari 0,1%.
Kristal manitol sifat alir dan kompresinya kurang baik , pada granulasi basah memerlukan bahan pengikat untuk mendapatkan granul yang kompresibel. Karateristik dari manitol, stabil pada suhu tinggi 250 C tidak terurai walaupun titik lelehnya – 167 C.
Manitol cair dapat melarutkan atau mendispersikan sejumlah bahan obat dan pada proses pemadatan akan didapatkan dispersi mikrokristal atau solid-solid solution( padat dalam larutan padat), bentuk ini dapat dicetak lansung dan memiliki homogenitas yang baik.
Tablet yang dibuat dengan cara ini memiliki seperti butir-butir pasir (grittiness, hal ini tidak akan didapatkan bila dibuat secara konvensional, dan dimulut efek rasa dingin berkurang. Banyak digunakan pada tablet kunyah.
Campuran manitol dengan sukrosa atau laktosa dengan cara solid-solid solution akan menghasilkan campuran eutektik yang memiliki daya kompresi dan sifat alir yang baik dan dapat digunakan sebagai bahan pengikat kering tablet. Pada kompresi akan didapat tablet dengan permukaan yang licin, keras dan friabilitas yang kecil, pada proses pencetakan tidak terjadi kaping, laminating atau stiking.
SORBITOL.
Isomer optik dari manitol,tetapi sangat berbeda karena sorbitol barsifat hygroskopis pada kelembaban diatas 65% dan lebih larut dalam air. Pada sorbitol 6 atom C gula alkohol dan gugus aldehydnya tereduksi. Sorbitol warna putih digunakan sebagai bahan cetak lansung, daya kompresinya tinggi, daya larut besar(1:0,5), tidak bersifat karsinogenik, menyenangkan dimulut, manis dan mendinginkan dan tidak grittinis dan bersifai sangat higroskopis.Sorbitol memiliki kristal bentuk jarum, proses kristalisasi berbeda akan mehasilkan bentuk kristal yang berbeda, ada 4 macam bentuk kristal dan 1 bentuk polimorf.
Tabet sorbitol bila disimpan dengan kelembaban 50%, suhu 50 C akan terjadim penurunan kekerasan, waktu hancur dan disolusi melambat.
Pada penyimpanan kelembaban 90% suhu 40 C dalam waktu 3 hari sudah terlihat perobahan fisik penampilan tablet.
SUKROSA
Dikenal juaga sebagai gula pasir atau Sacharum album berbentuk kristal tak bewarna atau berupa serbuk bewarna putih, tak berbau dengan rasa manis, larut dalam air dengan perbandingan 2:1.Sebagai bahan pengisi dalam formula tablet jarang sekali digunakan, lebih sering digunakan sebagai penyalut pada tablet salut gula (drage) atau sebagai pengikat. Penggunaannya dalam tablet biasanya dalam jumlah kecil (terbatas) karena sifat dapat menyerab lembab )air) sehingga dapat menimbulkan kesulitan pada waktu pencetakan. Warna sukcrosa cenderung berubah menjadi kecoklatan bila kontak dengan senyawa yang bersifat asam atau basa. Tablet yang mengandung sukrosa disarankan tidak diberikan pada pasien penderita penyakit gula. Dalam perdagangan terdapat beberapa sukrosa dengan nama dagang seperti ;Sugartab : mengandung 90-93% sukrosa dan 7-10% gula invert .Dipac : mengandung 97 sukrosa dan 3% dektrin yang telah dimodifikasi.
NuTab : 95% sukrosa,4% gula invert, 0,1-0,2% masing-masing terdiri dari Mg-stearat dan amylum jagung.Jenis-jenis sukrosa ini digunakan dalam formula tablet hisap/kemut yang dibuat secara cetak lansung.
SENYAWA AN ORGANIK
CaHPO4 = Calsium phospat dibasic
Ca3(OH)(PO4)3 = Calsium phospat tri basic
Merupakan bahan pengisi , yang bentuk granul tidak larut, dapat digunakan pada granulasi basah maupun cetak lansung.
Umumnya digunakan pada industri makanan, sebagai sumber Ca dan PO4 pada tablet vitamin. Sering digunakan pada formula yang mengandung bahan larut” soluble-insoluble” yaitu bila bahan obat larut digunakan eksipien yang tidak larut atau sebaliknya. Keuntungan Cal phospat sifat alirnya baik, tidak higroskopis, harga tidak mahal, tablet yang dihasilkan keras. Kelemahannya memiliki sifat abrasif terhadap peralatan dan merupakan penyebab ketidak stabilan obat yang sensitive terhadap alkali.
Calsium phosphat dibasic digunakan secara luas sebagai bahan pengisi an-organik untuk tablet cetak lansung, dikenal secara komersil dengan nama Di-Tab dan Enkompres. Mengandung 2 gugus hidrat, pada penyimpanan pada kondisi normal stabil, bila sediaan disimpan pada kondisi suhu lebih tinggi, air krital dapat bereaksi dengan bahan obat yang sensitive terhadap air.
CaHPO4 2H2O merupakan aggregat kristal dan tidak dihaluskan, memiliki daya kompresi yang baik, tabletnya keras dengan waktu hancur yang cepat. Bentuk partikel dan jumlah serbuk halus/fine sedikit memiliki, sifat alir yang baik, memperkecil kemungkinan terjadinya segresi di hoper.
Sifat bahan pengisi an organic
Pengisi a b c d e f g
Calcium carbonat 2 4 0 2 b 2 1
Dicalcium PO4 2 2 0 4 b 2 0
Calcium tripP04 3 2 0 5 b 2 0
Mg carbonate 2 2 0 4 b 1 1
Sodiumchloride 5 5 5 1 a 2 2
a. availability, b. Mechanical strength, c, solubility, d.absorbency, e. acid/base, f.abrasiveneus, g. lubricity.
Garam-garam calcium pada umumnya memperlihatkan pengaruhnya pada absorbsi dari beberapa bahan aktif termasuk didalamnya Tetracyclin.
Emdex dan Celutab
Merupakan hasl hydrolisa amylum, terdiri dari
= Dextrosa 90 – 92%
= Maltosa 3 – 5%
= Sisanya merupakan saccharosa yang lebih tinggi dari glucose.
Sering digunakan sebagai pengganti manitol pada tablet kunyah karena rasanya yang manis dan memberikan rasa licin dalam mulut. Memperlihatkan stabilitas yang baik dengan bahan obat tetapi dapat bereaksi dengan bahan obat dari senyawa-senyawa amina primer, jika disimpan pada suhu dan kelembabanyang tinggi. Tablet yang mengandung Emdex akan menjadi keras beberapa jam setelah dicetak (2 – 19 kg).
BAHAN PENGIKAT.
Pemilihan bahan pengikat pada dasarnya teergantung kepada besarnya daya kohesi (ikat) yang diinginkan untuk membentuk granul dan kompatibel dengan bahan lainnya khususnya dengan bahan aktif.
Penggunaan bahan pengikat berfungsi untuk merekat berbagai jenis partikel berbeda membentuk aggregate (kumpulan partikel/granul) lebih besar dan menambah daya kohesi partikel/serbuk, dapat memberikan kekuatan ikatan pada granul dan tablet.
Pembesaran ukuran partikel dapat dicapai dengan cara granulasi basah, granulasi kering pengompakaan serbuk /partkel dan granul menjadi tablet
Bahan pengikat sebaiknya mudah larut (dalaam keadaan dingin) sehingga pelarut yang diperlukan minimal, tidak higroskopis, viscositas sekecil mungkindan mudah pada waktu membasahi campuran komponen tablet.
Penambahan bahan pengikat daptdilakukan dengan berbagai cara tergantng sifat bahan aktif :
-Penambahan bahan pengikat dalaam bentuk larutan (terlarut) atau terdispersi dalam air.
Bahaan pengikat yang digunakaan dalam bentuk demikian pada umumnya sebagai bentuk sirup atau musilago. Bahan penikat ini biasanya merupakan bahan yang mudah mengembang bila didispersikan ke dalam airdimana konsentrasi penggunaannya disesuaikan dengan daya kohesi yang diinginkan atau bahan pengikat tersebut larut di dalam air. Bentuk bahan pengikat seperti ini dipergunakan untuk membuat granul dari bahan aktif/obat yang stabil terhadap pengaruh lembab dan panas.
-Penambahan baha engikat dalam bentuk kering.
Bahan pengikat yang termasuk ke dalam kelompok ini mempunyaai sifat alir yang baik, juga dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, pengembang bahkan adakalanya sebagai lubrikan. Umumnya bahan pengikat ini berbentuk granul, biasanya digunakan pada tablet cetak lansung, seperti Laktosa SP, Avicel
-Bahan pengikat yang dapat larut dalam air atau pelarut organic.
Penambahan bahan pengikat ini dapat ditambahkan dalam bentuk larutan atau kering ke dalam campuran komponen tablet yang kemudian diaktifkan dengan penambahan pelarut. Seperti Polyvinyl pyrolidon (PVP).
Penambahan bahan pengikat dalam bentuk larutan akan memberikan daya ikat yang kuat dibandingkan dengan penambahan dalam bentuk kering yang kemudian diaktifkan dengan penambahan pelarut air atau pelarut organik.
Penambahan bahan pengikat dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan granul yang dihasilkan terlalu keras sehingga memerlukan tekanan/kompresi yang besar untuk pengompakannya, disampingitu pada tahap proses pengayakan granul kering akan didapatkan serbuk halus (fine) dalam jumlah yang besar, sehingga sifat alir granul kurang baik
Perbedaan bahan pengikat yang digunakan dapat memberikan pengaruh yann jelas berbeda pada kecepatan pengeringan , lamanya pengeringan dan kelembaban yang terkandung dalam granul.
Walaupun bahan pengikat dapat memperbaiki penampilan, kekerasan dan friabilitas dari sediaan, biasanya tidak mempengaruhi waktu hancur atau kecepatan disolusi bahan obat, hal ini disebabkan oleh : pengaruh metoda prosesing dan adanya bahaan pengembang.
Bahan pengikat yang biasa digunakan bersifat hidrofil seperti gula, polimer alam ataupun sintetis. Bahan pengikat yang berasal dari alam seperti gom, gelatim amylum/amylum hydrolisat, bentuk sintetis seperti povidon (PVP, Kolidon) dan derivat selulosa.
Distribusi bahan pengikat pada granul
1.Granulasi basah, penambahan bahan pengikat dalam bentuk larutan (terlarut) atau terdispersi dalam air.Bahan pengikat seperti ini umumnya dikenal sebagai bentuk sirup atau musilago dimana bahan pengikat ini merupakan bahan yang mudah mengembang bila didespersikan dalam air atau terlarut Konsentrasi pemakaiannya disesuaikan dengan daya kohesi yang diinginkan dan sifat bahan obat Bahan pengikat seperti ini dipergunakan untuk membuat granul dari bahan aktif/obat yang stabil terhadap pengaruh lembab dan panas. Didalam granul akan didapatkan jaringan spons/bunga karang dari matrik pengikat yang dikelilingi/ditancapi oleh partikel.
2. Granulasi kering, merupakan distribusi partikel bahan pengikat diantara partikel bahan obat dan bahan pembantu lainnya. Bahan pengikat yang termasuk ke dalam kelompok ini mempunyai sifat alir yang baik, juga dapat berfungsi sebagai bahan pengisi, penghancur adakalanya juga sebagai lubrikan . Umumnya bahan pengikat ini berbentuk granul, biasanya digunakan pada tablet cetak lansung seperti Laktosa SP dan Avicel.
3. Spray drying, Penambahan bahan pengikat dapat berupa larutan atau dalam bentuk kering kedalam campuran komponen tablet yang kemudian diaktifkan dengan pelarut air atau pelarut organic seperti PVP . Campuran/bubur dari campuran fasa dalam disemprotkan dari nozel, kedalam bejanaa/ruangan yang dialiri udara panas, campuran berupa bubur akan mengering dimana bahan pengikat merupakan lapisan koting, karena sebagian besar pengikat pindah/migrasi ke bagian luar. Distribusi bahan pengikat akan berpengaruh pada kekuatan tablet, kecepatan hancur, dan disolusi tablet (mempengaruhi penetrasi cairan k dalam tablet dan pembasahan).
Penambahan bahan pengikat dalam bentuk larutan akan memberikan daya ikat yang kuat dibandingkan penambahan dalam bentuk kering yang kemudian diaktifkan dengan pelarut air atau pelarut organic Penambahan bahan pengikat dalam jumlah berlebih akan menghasilkan granul yang keras sehingga membutuhkan daya kompresi yang besar untuk mendapatkan tablet yang kompak. Disamping itu daya kompresi yang besar belum tentu akan mengenghasilkan tablet yang keras karena pada proses pengayakan granul kering tadi akan menghasilkan serbuk halus (fine) dalam jumlah besar sehinga banyak terdapat udara dirongga antar partikel akibatnya tablet rapuh. Granul yang keras menyebabkan waktu hancur bertambah lama.
Proses pengeringan berpengaruh terhadap kekuatan tablet, pada proses spray drying, mayoritas bahan pengikat terdapat pada permukaan luar granul karena terjadi migrasi solute selama proses spray drying, memberikan kekuatan pada ikatan intergranul karena terkonsentrasi pengikat pada permukaan (terjadi pengerasan bahan pengikat).
Pemilihan bahan pengikat dan konsentrasinya sedikit berpengaruh pada pembentukan dan pertumbuhan granul pada granulasi basah, tegangan permukaan dan viskositas dari larutan pengikat dan sudut kontak dari permukaan padat mempunyai peranan penting pada granul.
GOM ARAB
Gom arabatau acacia berasl dari ala, telah digunakan sudah lama sebagai larutan untuk granulasi basah. Larutan atau musiligonya berkisar antara 10 – 25%.
Larutan harus dibuat baru/segar karena kemungkinan terjadi kontaminasi dengan bakteri
Tablet yang dihasilkan cukup keras
TRAGACANT
Sama dengan gom arab, berasal dar alam dan permsalahannya juga sama. Musilago tragacant sukar membuat dan mencampunya, oleh sebab itu ditambahkan dalam bentuk kering dan diaktifkan denga air
Sukrosa
Digunakan dalam bentuk sirup dengan kosentrasi 50 – 75%, memiliki sifat ikatan yang baik. Tablet yang disiapkan dengan sirup ini cukup kuat, keras dan agak rapuh. Jumlah sirup yang ditambahkan dan kecepatan penambahan haruslah dilakukan secara hati-hati, karena campuran cepat menjadi basah dan susah mengering.
GELATIN
Merupakan bahan pengikat yang kuat biasanya pemakaian 5 – 10%. Larutan gelatine dengan menghidrasi dalam air dingin selama beberapa jam dalam air dingin kemudian dipanaskan larutan sampai mendidih (terbentuk sol)
Penambahan kedalam campuran serbuk harus dalam kedaan panas atau hangat karena bila larutan gelatine mendingin akan berubah menjadi bentuk gel yang sulit dituang dan juga akan menyulitkan distribusinya dalam campuran serbuk
Gelatine mempunyai kecendrungan menghasilkan granul yang keras seperti sukrosa, tablet yang dibuat dengan gelatine pada penyimpanan akan bertambah kekerasannya
Penggunaan gelatine sebagai pengikat sering dijumpai dalam formula Lozenges dimana kelarutan tablet yang dihasilkan lambat serta memberikan efek yang menyenangkan di dalam mulut ( kemut)
Di dalam perdagangan ada 2 jenis gelatine
- Gelatin A atau Pharmagel A
Merupakan hasil ektraksi dengan asam, bersifat kationik yang memiliki titik isoelektrik antara pH 7 – 9 dan pemakaiannya efektif pada pH 3,2
- Gelatin B atau Pharmagel B
Hasil ektrksi dengan basa, bersifat anionic memiliki titik isoelektrik pada pH 4,7 – 5 dan pemakaiannya efektif pada pH 7 - 8
P A T I
Pati adalah amylum yang telah dibersihkan dari serat-serat digunakan dalam bentuk pasta/musilago, tablet yang dihasilkan umumnya rapuh kurang keras. Untuk meningkatkan daya ikatnya sering dikombiasikan dengan gelatine 1 – 2% dimana larutan panas gelatine ditambahkan ke dalam suspensi pati.
Cara pembuatan pasta pati :
Pati disuspensikan dalam air dingin 1 – 1,5 bagian, kemudian ditamba air mendidih 2 – 4 kali pati, diaduk akan didapatkan pasta yang bening (translucent) kemudian diencerkan dengan air dingin sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan.
Pati disuspensikan dalam air dingin kemudian dipanaskan sampai mendidih sambil diauk-aduk terus meneus sampai jernih.
SELULOSA
Selulosa seperti methylselulosa dan Na-karboksi methylselulosa menghasilkan tablet cukup keras, dapat digunakan dalam bentuklarutan ata ditambahkan dalam bentuk kering kemdian diaktifkan dengan air, ganul yang dihasilkan dengan cara ini kurang memuaskan.
Dalam perdagangan terdapat beberapa jenis dengan berbagai bera molekul yang berpengaruh pada viskosita larutan
POLYVINYLPIROLIDON (PVP)
PVP dikenal juga dengan nama Povidon, Kolidon, merupakan hasil polimerisasi1-vinylpyrolid-2-on, derajat polimerisasi yang dihasilkan bervariasi pada bobot molekulnya berkisar antara 10.000 hingga 70.000.
PVP dapat larut dalam air, alcohol, CHCl3 dan isopropanol. Granul yang dibuat dengan PVP – alcohol, pengeringannya cepat dapat dilakukan dengan pengeringan udara mengalir, pemakaian khusus pada pembuatan tablet multivitamin yang sensitive terhadap kelembaban. Penggunaan dapat dalam bentuk larutan atau ditambah dalam bentuk kering kemudian di aktifkan dengan penambahan pelaut.
PVP merupakan polimer yang higroskopis
ETHYL SELULOSA.
Ethyl selulosa atau Ethocel digunakan dalam bentuk larutan dalam alcohol 0,5 – 2%, digunakan untuk bahan- yang sensitive terhadap lembab dengan cara melapisinya (coating) Seperti vitamin A dan D sensitive terhadap lembab, dapat dicoating dengan ethocel, dikeringkan dan digranulasi dengan cara konvensional.
Ethosel mempunyai efek memperlambat waktu hancur dan disolusi tablet.
BAHAN PENGHANCUR/PENGEMBANG
Adanya bahan penghancur (pengembang, desintegrator) di dalam formulasi tablet bertujuan agar tablet dapat pecah dengan segera biala terjadi kontak dengan cairan lambung atau air menjadi partikel partikel halus sehingga terjadi pelarutan bahan obat.
Terdapatnya kanal kanal kapiler dalam tablet akan mempercepat terjadinya penetrasi cairan masuk ke dalam tablet sehingga menyebabkan melarutnya bahan pengikat, adanya tekanan hidrostatik akibat mengembangnya penghancur, bahan bahan lain akan menyebabkan tablet pecah.
Kecepatan pecahnya tablet disamping ditentukan oleh jenis bahan pengembang yang digunakan juga karena sifat fisika dan kimia dari bahan obat, bahan pembantu juga ditentukan oleh porositas dan kekerasan tablet.
Bahan pengembang dikatakan baik apabila perbandingan besar volume antara sebelum dan sesudah kontak dengan cairan adalah 1,6 sedangkan untuk pengembang yang perbandingannya hanya 1,4 dinyatakan kurang baik. Berdasarkan percobaan untuk bahan-bahan yang dapat menyerap air lebih dari 20% dan tidak larut, merupakan bahan pengembang yang baik sekali seperti asam alginate, kalsium alginate,methylselulosa dan beberapa pati. Bahan pengembang yang terlarut tentu kecepatan dan daya hancur dan kecepatannya kurang karena tekanan hidrostatiknya kecil
Bahan pengembang dapat ditambahkan sebelum granulasi (fasa dalam atau selama lubrikasi (fasa luar)
Di dalam memilih bahan pengembang perlu diperhatikan bahwa beberapa bahan penghancur juga dapat berfungsi sebagai bahan pengikat.
Bahan pengembang yang digunakaan sebagai bahan pengikat dalam bentuk musilago (pasta) telah kehilangan sifat pengembangnya karena butir selnya telah pecah (gelatinous)
Pecahnya tablet dapat terjadi dengan beberapa mekanisme
- Mengembangnya bahan pengembang.
Mekanisme ini umumnya ditunjukan oleh berbagai pati, gom arab dan alginate. Bahan pengembang ini dengan adanya air, selnya akan menyerap air dan mengembang , menimbulkan tekanan cukup besar dari dalam tablet sehingga tablet pecah.
- Terbentuknya gas karbondioksida.
Pada tablet buih yang mengandung komponen asam seperti asam sitrat atau tartrat dan komponen basa seperti karbonat ata bikarbonat. Adanya air, kedua komponen ini akan beraksi dan akan membentuk gas karbon dioksida (CO2) yang tekanannya cukup besar untuk memecah tablet
P A T I
Merupakan amylum yang telah dihilangkan bahagian serat-seratnya, pemakaiannya banyak digunakan sebagai pengembang baik sebagai intragranul maupun ekstragranul. Dalam kondisi kering dan dikempa/kompresi akan membentuk jembatan hydrogen sesamanya dan akan segera putus jika kelembapan berlebihan.
Mekanisme pengembangannya sangat tergantung kepada kekerasan tablet, porositasdan daya kapilaritas yang dimiliki oleh tablet. Derivat pati yang juga digunakan sebagai pengembang yaitu :
EXPLOTAB.
Explotab adalah sosdium starch glycolat, subsitusi dari carboxymethyl starch. Granul explotab mengabsorbsi air dengan cepat dan mengembang tetapi tidak pecah , granul tetap utuh. Seperti amylum, explotab bersifat netral, inert dan tidak reaktif. Kandungan kelembaban rendah sekali, efektivitasnya sebagai pengembang tidak hilang terhadap waktu. Digunakan khusus untuk tablet yang mengandung bahan obat yang tidak larut seperti antasida, barium-sulfat, dikalsium phospat dan meprobamat.
G O M
Guar gom, berasal dari alam diperdangan dikenal dengan
Nama dagang Jaguar. Bersifat mudah mengalir, larut dengan sempurna dalam air, polimer netral yang dibentukdari bagian gula. Tersedia dalam berbagai ukuran partikel. Walaupun merupakan bahan penghancur yang baik tetapi mempunyai kelemahan terutama warnanya tidak selalu putih, adakalanya terdapat variasi dari warna putih. Dalam tablet mempunyai kecenderungan berubah menjadi gelap terutama bila tablet yang alkalis.
ASAM ALGINAT
Asam alginate merupakan polimer yang terdiri dari D-manuronik dan L-glucoronik. Mempunyai affinitas terhadap air dan kemempuan yang tinggi untuk menyerap air, merupakan bahan pengembang yang baik sekali. Tidak larut dalam air, sedikit bereaksi asam, dapat digunakan pada granulasiyang bersifat asam atau netral.
Bila dignakan bersama dengan gram alkali atau garam dari asam organic, memiliki kecenderungan bereaksi membentuk alginate yang larut atau tak larut yang memiliki sifat gel, memperbesar viskosita sehingga memperlambat hancurnya tablet.
Asam alginate dapat digunakan untuk tablet multivitamin,asetosal, senyawa garam asam dari basa organic
SOLKA-FLOK
Merupakan hasil pemurnian dari selulosa kayu, terdapat beberapa jenis di perdagangan yang dinyatakan dengan BW 40. Berwarna putih, fibrous, inert, netral dapat digunakan bersama pati, kaolin, bentonit atau veegam sebagai pengembang pada tablet asetosal , pennisilin atau obat-obat yang sensitive pada lembab dan pH, dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mengandung air kristal,mudah larut dalam air seperti NH4Cl, Na-salisilat, NaCl, Vitamin C dan Ferro gluconat.
Starch Disintegrants
----------------------------------------------------------------------
Material Usual range(%)
----------------------------------------------------------------------
Natural starch (jagung, kentang) 5 - 20
Primojel (Explotab) 1 – 8 (4% optimum)
Pregelatinized starch(National 1551) 5
-- ,, -- (Amijel) 5
Modified cornstarch (Sta Rx 1500) 3 - 8
BAHAN PELINCIR
Bahan pelicin atau pelincir adalah bahan yang ditambahkan ke dalam masa tablet sebelum atau seudah granulasi, untuk mengatasi masalah yang senantiasa dijumpai dalam proses pencetakan tablet yaitu :
- Aliran granul masa cetak
- Lengketnya mas cetak pada permukaan punch dan die
- Gesekan sisi tablet dengan dinding ruang cetak tablet
Berdasrkan fngsinya bahan pelincir dapat dibagi atas :
1. LUBRIKAN
Lubrikan berfungsi untuk mengurangi/mencegah gesekan antara dua permukaan yang relative bergerak, seperti penolakan tablet dari ruang cetakan tablet (die).
Kekurangan lubrikan akan menyebabkan sisi permukaan tablet tergores secara tak teratur arah vertical disertai bunyi mesin tablet akan menjadi lebih keras/hangar.
Lubrikan juga membantu memperbaiki aliran granul dalam hoper.
Pengaruh lubrikan dapat terjadi dengan 2 cara :
- Fluid (hydrodynamik) lubrikasi, dua permukaan yang bergerak yang dipisahkan bidang batas dari lubrikan cair.
Contoh lubrikan cair adalah senyawa hidrokarbon seperti mnyak mineral, walaupun merupakan suatu lubrikan yang jelek. Penambahannya ke dalammasa granul secara atomizer (alat pengabut) membentuk disperse partikel halus, tablet yang dihasilkan akan memperlihatkan totolan halus minyak pada bagian permukan tablet
- Boundary lubrication, melekatnya bagian polar dari molekul karbon rantai panjang pada permukaan metal dari dinding cetakan tablet (die), Contoh Mg-Stearat.
Lubrikan cenderung akan mendistribusikan secara merata tekanan yang diterima masa cetak tablet dan juga memperbesar /meningkatkan density partikel sebelum dicetak. Lubrikan akan melapisi permukaan partikel atau granul dan dapat mempengaruhi permukaan tablet.
Karena lubrikan yang baik bersifat hidrophobik dan membentuk lapisan pada permukaan maka waktu hancur tablet akan bertambah dan mengurangi kecepatan disolusi. Kekuatan tablet tergantung pada luas kontak antar partikel/granul, karena lubrikan terdapat juga diantara ikatan partikel/granul dapat menyebabkan kurang kohesifnya ikatan sehingga secara mekanis tablet kurang keras.
Lubrikan dapat ditambahkan dalam bentuk kering, larutan dalam alcohol, suspensi dan emulsa.
Lubrikan yang tidak larut dalam air
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Material % Pemakaian
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Garam Stearat (Mg, Ca, Na) 1/4 - 2
Asam Stearat 1/4 - 2
Sterotex 1/4 - 2
Talk 1 - 5
Wax 1 - 5
Srearowet 1 - 5
Lubrikan yang larut dalam air
Material % Pemakaian
-------------------------------------------------------------------------------------------
Asam Borikum 1
Na Benzoat + Na Asetat 1 - 5
Na Klorida 1
DL-Leusin 1 - 5
Carbowax 4000 1 - 5
Carbowax 8000 1 – 5
Na-Oleat 5
Na Benzoat 5
Na Asetat 5
Na Lauril Sulfat 1 – 5
Mg Lauril Sulfat 1 - 2
2. ANTIADHERENT
Antiadherent atau antiadhesiv, berfungsi mencegah melekatnya sebahagian masa tablet pada permukaan pencetak tablet (punch). Biasanya bebeapa bahan komponen tablet mempunyai kecenderungan memiliki
sifat adhesiv yang kuat. Biasanya lubrikan di dalam masa tablet juga berfungsi sebagai antiadherent, tetapi untuk hal-hal yang paling buruk dapat diatasi dengan penambahan pati atau talk untuk mengatasi kerusakan/ cacat yang terjadi.
Antiadherent
Material % Pemakaian
Talk 1 - 4
Amylum jagumg 3 - 10
Cab-O-Sil 1 - 3
Syloid 0,5 - 3
DL-Leusin 3 - 10
Na Lauril Sulfat < 1
Logam Stearat < 1
3. GLIDANT.
Berfungsi memperbaiki sifat kareteristik aliran granul dengan memperkecil gesekan gesekan sesame partikel.
Glidant terdapat diantara partikel komponen, memperkecil kecenderungan partikel/granul untuk bergabung sesamanya membentuk partikel lebih besar.
Disamping itu glidant akan menutupi permukaan partikel yang tak beraturan.
1. Mendispersikan muatan elektrosttik pada permukaan granul
2. Distribusi glidant pada granusi
3. Adsorbsi gas antara glidant dan granul
4. Memperkecil daya van der Waals dengan memisahkan granul
5. Memperkecil gesekan antara partikel-partikel dengan permukaan kasar, glidant melekat pada permukaan granul.
Glidant
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Material % Pemakaian
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Talk 5
Amylum jagung 5 - 10
Cab-O-Sil 1 - 3
Syloid 0,5 - 3
Aerosil 1 - 3
ABSORBEN.
Adalah bahan yang mempunyai sifat dapt mengabsorbsi lembab dari bahan yang terdapat di dalam formula sehingga memudahkan dalam proses pencetakan tablet.
Terdapatnya adsorben di dalam formula bertujuan untuk :
- Melindungi bahan obat dari pengaruh lembab
Adsorben akan menarik dan mengikat air yang berasal dari bahan pengikat maupun yang berasal dari udara lembab, sehingga memperkecil kemungkinan kontak antara bahan obat dengan kelembaban.
- Mendistribusikan bahan obat
Bahan obat yang terdapat dalam bentuk cair seperti tingtur, ekstrak kental, ekstrak cair, larutan dalam minyak sebelum diproses, diencerkan terlebih dahulu dengan air atau alcohol encer secukupnya. Hasil pengenceran ini dicampur dengan bahan absorban sampai homogen kemudian baru dicampur dengan bahan-bahan pembantu lain yang terdapat dalam formula.
- Bahan yang bersifat higroskopis memiliki kecenderungan untuk mengikat air, adanya absorben dapat membatasi/menghalangi kemampuan bahan tersebut untuk mengikat/menarik air. Kombinasi bahan obat tertentu dapat menurunkan titik eutektik, dimana kombinasi tersebut akan menjadi basah dan masa ini akan melengket pada permukaan pencetak tablet.
Adsorben seperti silicon dioksida (Aerosil, Syloid dan Cab-O-Sil) berbentuk serbuk yang sangat halus, ringan berwarna putih, tak berbau dengan sedikit rasa sabun. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mengadsorbsi air yaitu 50% dari beratnya tanpa kehilangan daya mengalirnya.
Penggunaan aerosol dalam tablet dapat berfungsi ganda disamping sebagai adsorben juga berfungsi sebagai glidant dan dapat mencegah terjadinya picking.
Bahan adsorban lain yang juga sering terdapat di dalam formula tablet adalah : bentonit, kaolin, Mg silikat, tri kalsium phosphate,Mg-karbonat dan Mg-oksida.
BAHAN PEMBASAH.
Beberapa bahan 0bat mempunyai sifat hidofob yakni sukar dibasahi oleh medium cai/air. Adanya bahan ini dalam formula tablet dapat memperpanjang waktu hancurnya.
Masalah ini dapat diatasi dengan penambahan bahan pembasah (wetting agent) yang dapat memperkecil tegangan antar muka antara permukaan padat dan cair (air) Bahan pembasah ini dapat mempercepat penetrasi air ke dalam tablet, akibatnya tablet menjadi lebih cepat hancur, yang umum digunakan sebagi pembasah adalah Na Lauryl Sulfat 0,25%
Disamping sebagai aktif permukaan, Na Lauryl Sulfat dapat berfungsi sebagai lubrikan, konsentrasinya dapat ditingkatkan bila di dalam formula tablet tidak terdapat lubrikan.
Hasil percobaan pada tablet phenasetin ditambah dan tanpa ditambah Na Lauryl Sulfat memperlihatkaan pada tablet yang tidak mengandung bahan pembasah setelah penyimpanan 8 tahun, waktu hancurnyameningkat dari 5 menit menjadi 45 menit. Padatablet yang mengandung bahan pembasah waktu hancurnya yang semula 1 menit, menjad 1 – 3 menit.
BAHAN PENGHARUM.
Bahan pengharum atau flavour, ditambahkan pada proses lubrikasi, disebabkan sensitivitas bahan-bahan ini terhadap lembab dan kecenderungan menguap padaa pemanasan (selama proses pengeringan granul). Flavor dapat rusak disebabkan oleh oksidasi, biasanya minyak-minyak diemulsikan di dalam akasia atau bahan-bahan lainnya kemudian diproses secara spray dried (pengabutan)
Bahan pembau sering lebih mudah penangananya dibandingkan dalam bentuk minyak dimana pada pemakaiannya minyak terlebih dahulu diencerkan dalam alcohol kemudian disemprotkan pada granul. Disamping dengan cara peyemprotan, penambahan minyak dapat dilakukan dengan menambahkannya pada eksipien kemudian ditambahkan pada proses lubriasi. Biasanya jumlah minyak yang ditambahkan 0,75% tanpa memengaruhi ikatan dan sifat alir.
BAHAN PEMANIS.
Bahan pemanis umumnya sering digunakan adalah Manitol, Sorbitol, Sukrosa dan Laktosa untuk tablet kunyah. Dektrosa jarang digunakan karena tidak cukup manutupi rasa dari rasa pahit obat. Baha pemanis sintetis seperti cyklamat dan saccharin diduga bersifat karsinogenikdan sudah jarrang digunakan.
Tujuan pemakaian pengharum dan pemanis dalam tablet:
- Menutupi bau dan rasa bahan obat yang tidak menyenangkan
- memberikan bau dan rasa yang menyenangkan pada tablet tertentu.
BAHAN PEWARNA.
Pemakaian bahan pewarna di alam tablet bertujuan :
- Meningkatkan niai estetik tablet (penanpilan)
- Membedakan suatu produk dengan produk lai.
- Memudahkan control selama pembuatan.
Zat warna sebaiknya dilarutkan/ditambahkan pada pelarut bahan pengikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar